Tangan Dingin di Balik Kesuksesan Salon, J.CO, dan BreadTalk
Johnny Andrean lebih terkenal sebagai penata rambut. Salon milik pria asal Singkawang, Kalimantan Barat itu tersebar di hampir semua mal Indonesia. Tercatat ada 209 gerai salon dengan nama 'Johnny Andrean'.
Ternyata usaha Johnny tidak hanya salon. Dia juga merupakan pendiri waralaba J.CO Donuts dan BreadTalk.
Sepak terjang Johnny dalam dunia bisnis patut diacungi jempol, terutama dalam bisnis donat. Setelah puluhan tahun bisnis donat di Indonesia dikuasai waralaba asing, kini anak bangsa unjuk gigi.
Bakat bisnis Johnny turun dari orangtua. Ayah dia pengusaha hasil bumi dan ibunya buka salon kecil di rumah. Orangtua Johnny mengajarkan ketegasan dan integritas dalam bisnis. Johnny mulai bisnis di Jakarta pada 1980. Dia membuka salon kecil di Jakarta Utara. Tidak ada literatur menyebutkan berapa usia Johnny saat itu.
Bagi seorang perantau, tidak mudah mulai bisnis di kampung orang. Tapi berkat kecerdasan dan kreativitas, dia berhasil membuat namanya jadi besar.
Kunci kesuksesan bisnis salon Johnny adalah kedekatan hubungan dengan pelanggan. Pelayanan prima jadi tujuan utama. Hal itu terus dilakukan Johnny secara bertahap hingga bisa buka cabang di tempat lain.
Selain salon, Johnny juga membuka sekolah penata rambut. Jumlahnya ratusan yang tersebar di seluruh Indonesia.
Bangun BreadTalk
Johnny tidak hanya puas dengan bisnis salon. Pada 2003 dia merambah bisnis roti. Saat itu pria berambut gondrong ini ditunjuk jadi master franchise roti BreadTalk, kantornya di Singapura.
Dia berani menawarkan gerai roti beda, gerai BreadTalk didesain terbuka dan transparan. Dengan desain itu memungkinkan konsumen melihat proses produksi dan mencium wangi khas roti.
Tujuannya supaya wangi roti tercium di seluruh pusat perbelanjaan di mana gerai BreadTalk berada. Akibatnya, pengunjung terpancing singgah ke gerai itu.
Ide kreatif Johnny berhasil. Berkat gerai dengan tampilan dapur terbuka dan transparan BreadTalk laris manis diserbu pelanggan.
Sejak awal diluncurkan pelanggan rela antre beli roti itu, padahal harganya tidak murah. Antrean panjang di gerai Bread Talk jadi tren gaya hidup baru di masyarakat kota besar.
J.CO Donuts
Ide kreatif Johnny semakin liar. Pada 2005 dia masuk ke bisnis donat dan kopi. Usaha tersebut diberi nama J.CO Donuts & Coffee.
Tak ingin main-main, dia sampai melakukan riset ke berbagai negara, seperti Australia, Amerika Serikat, Jepang, dan beberapa negara Eropa. Johnny ingin membuat donat sempurna dan diterima lidah semua kalangan. Dia juga bertekad mendorong gaya hidup modern di perkotaan dengan J.CO Donut itu.
Dalam waktu singkat berdiri 40 gerai J.CO tersebar di berbagai kota Indonesia. Bahkan, telah merambah negara seperti Malaysia, Singapura, Filipina, dan Shanghai.
BreadTalk dan J.CO memperlihatkan kecerdasan dan kreativitas Johnny. Produknya selalu beda dari produk lain. Prinsip dia adalah inovasi dan kreativitas merupakan keharusan. Hal pertama dilakukan Johnny agar kreatif adalah memiliki tim handal dan mampu kerjasama. Tim itu harus diisi orang-orang kreatif. Prinsinya adalah satu orang kreatif tidak akan bisa berbuat apa-apa.
Rohimat Nurbaya via money.id
Tangan Dingin di Balik Kesuksesan Salon, J.CO, dan BreadTalk
Reviewed by kukoin
on
17.32.00
Rating:
Tidak ada komentar: