The Indonesian Keroncong Center, Suami dan Istri Penyelamat Musik Keroncong
Wawancara Dr. R.H. Soetomo dan Ny Siti Budhy Hartini Soetomo
Semangat nasionalisme saat ini memang menjadi hal yang penting. Banyak yang menggunakan musik sebagai perantara aspirasinya. Tetapi musik yang menjadi identitas bangsa, atau yang bersatu dengan budaya tanah air? Pemuda sekarang harus mengenal dan mendayagunakannya juga. Sebagai seni yang dimiliki Indonesia, musik Keroncong telah melalui berbagai masa perjuangan Indonesia.
Semangat nasionalisme saat ini memang menjadi hal yang penting. Banyak yang menggunakan musik sebagai perantara aspirasinya. Tetapi musik yang menjadi identitas bangsa, atau yang bersatu dengan budaya tanah air? Pemuda sekarang harus mengenal dan mendayagunakannya juga. Sebagai seni yang dimiliki Indonesia, musik Keroncong telah melalui berbagai masa perjuangan Indonesia.
Musik ini turut mengekspresikan perlawanan dan semangat merdeka. Hal ini menjadi perhatian bagi Dr. R.H. Soetomo beserta istrinya, Ny. Siti Budhy Hartini Soetomo, dalam mengangkat citra Keroncong sebagai identitas Indonesia. Benar-benar identitas, karena ada bersama para pelaku perjuangan hingga berdirinya negara Indonesia yang merdeka.
Sore itu kami bertemu dengan Dr. R. H Soetomo dan Isterinya dan mengajak cucu laki-lakinya, baru saja pulang dari daerah Jogyakarta, tepatnya dari Goa Selarong. Goa itu adalah tempat bersejarah ketika Pangeran Diponegoro beserta Istri dan para pengikutnya bertahan dan menghimpun kekuatan di Goa tersebut dalam perlawanannya mengusir kolonial dari Bumi Indonesia tercinta. Pantas saja suami istri ini hebat nasionalismenya. Ternyata cara mendidik cinta bangsa pada cucunya yang berumur 6 tahun inipun sampai diajak serta napak tilas sejarah seperti ini.
Saya tertarik mendalami dengan mewawancarai Dr. R.H. Soetomo dan isterinya itu memang setelah melihat Pagelaran Akbar Keroncong di Taman Ismail Marzuki yang sudah dilaksanakan beberapa kali. Kedua, yang membuat saya tertarik adalah temanya yang selalu mengedepankan sejarah Indonesia dan ada keterlibatan Keroncong dalam ruang dan waktu (kurun sejarah) itu. Dan yang ketiga adalah perjuangan tanpa kenal lelah dengan semboyan “Keroncong Tidak Boleh Mati“
The Indonesian Keroncong Center Bertempat di bilangan Pulo Asem, Jakarta, tempat ini menjadi lab bagi Dr. R. H. Soetomo dan istrinya mengupayakan agar keroncong tidak mati seperti yang dicita-citakan. Dokter dan Istrinya ini beberapa kali mengadakan event keroncong mulai dari penciptaan lagu keroncong, penyelenggaraan lomba Keroncong, dan pagelaran akbar.
Kegiatan lain yang pernah dilakukan adalah memberi penghargaan pada musisi keroncong yang dianggap berjuang untuk Bangsa Indonesia, menyantuni musisi keroncong Pembela Bumi Pertiwi, dan merawat Gesang –Maestro keroncong – sampai akhir hayatnya. Upaya kegigihan The Indonesian Keroncong Center diakui oleh Departemen Pendidikan dan Kebudayaan Indonesia. Dalam pementasan akbarnya tahun ini,The Indonesian Keroncong Center menjadi kontributor untuk Pariwisata Indonesia.
Persembahan The Indonesian Keroncong Center kepada Presiden Jokowi adalah dengan menciptakan sebuah lagu berjudul “Keroncong Jokowi “ Siapakah Dr. R. H. Soetomo dan Istrinya itu ?
Wawancara dengan Dr. R. H. Soetomo
T : Sebagai keluarga Muslim kenapa justru Bapak tertarik pada budaya Keroncong?
J : Bagi saya yang muslim, Allah itu menyukai keindahan dan kesyahduan. Musik keroncong tentu saja keindahan dan kesyahduan seperti sebuah penggalan bait dalam Lagu “Oh Tuhanku, Aku mengetuk pintuMu..., Tak kuasa kumelangkah ......”. Lagu itu akan mengasah hati pendengar untuk menebalkan imannya. Naah musik keroncong pun turut andil dalam pengimanan manusia yang lemah seperti kita ini.
T : Saya melihat Pagelaran Bapak ini sangat kental dengan nuansa sejarah Indonesia meskipun tampilannya adalah budaya dalam Seni Musik Keroncong. Begitu yang saya tangkap, kenapa Pak ?
J : Naah itu seperti dalam turut andilnya dalam penebalan keimanan tadi. Musik keroncong pun akan mempunyai kontribusi dalam penanaman nasionalisme bangsa, lagu-lagu keroncong menyertai sejarah Bangsa Indonesia. Lagu Sepasang Mata Bola, Bung, Jembatan Merah, Candra Buana..... itu lagu-lagu yang tercipta ketika bangsa kita berjuang dalam Kemerdekaannya. Pada waktu merdeka, lagu-lagu itu dinyanyikan. Kehadirannya menimbulkan kenangan masa berjuang. Pada masa kini, sebagai hadiah dokumentasi pada anak cucu bangsa bahwa pendahulunya adalah pencipta karya-karya yang besar, yang menghargai bangsanya.
T : Luar biasa pak, saya merinding mendengar ini pak. Bagaimana bapak bisa kompak dengan Isteri memperjuangkan ini semua pak ?
J : Kesamaan pandang. Jadi, saya dan istri saya mempunyai kesamaan dalam melihat Indonesia menjadi bangsa yang bermartabat. Keroncong menjadi musik khas Indonesia yang akan mengangkat derajat Bangsa Indonesia. Keunikan keroncang mewakili karakter Indonesia yang pas.
T : Caranya bagaimana pak ?
J : Jiwa mencintai bangsa, itu bisa didapat karena mengalami, membaca, dan mendalami apa yang ditinggalkan para pendahulu. Saya dan istri saya mengalami peristiwa sejarah itu namun kita juga membaca dan mendalami yang ditinggalkan para pendahulu. Kami berkeyakinan mencintai negara adalah bukti keimanan kami. Wawancara Dengan Ny. Siti Budhy Hartini Soetomo.
T : Ibu mendampingi bapak dalam kegiatan langkah seperti ini, bagaimana bu?
J : Justru karena langkah itu saya jadi tertantang mendampingi bapak.
T : Apakah dengan begitu , ibu memang orang menyukai tantangan dalam kehidupan?
J : Dikatakan seperti itu bisa juga, namun dalam agama menuntut ilmu itu merupakan kewajiban dari lahir sampai liang lahat. Mendalami musik keroncong bersama-sama dengan bapak atau suami saya. Bagi kami, ini menuntut ilmu juga . Karena saya dan suami juga harus belajar banyak mendalami keroncong dan sekaligus menerapkan dalam kehidupan keroncong itu di jaman sekarang ini.
T : Bagus ya bu, pemikiran ibu dan bapak. Tapi apa yang diharapkan ibu dalam kegiatan seperti ini?
J : Berbagi ilmu dengan para wanita.
T : Kenapa bu kok berbagi ilmu dengan para wanita? Saya belum menangkap benang merahnya.
J : Hm... para wanita yang menjadi istri harus mengembangkan talentanya. Bila bingung untuk mengembangkan talentanya yang mana, mungkin mencari talentanya justru ada bersama suaminya.
Talenta saya ada bersama suami saya dan saya mengembangkan dengan maksimal. Terdapat banyak penghargaan yang diberikan kepada Dr. R.H. Soetomo seperti penghargaan atas pembinaan dan mengembangkan Keroncong di Kota Bandung, sebagai tokoh Keroncong Indonesia oleh Panitia Apresiasi Keroncong Bandung – Cimahi, ditandatanganinya prasasti peresmian The Indonesian keroncong Center oleh Menteri Kebudayaan dan Pariwisata Indonesia, dan masih banyak lagi.
Sebuah teladan yang juga tidak kalah mulianya adalah Ny. Budhy, sebagai seorang isteri, juga turut menjadi berperan. Selain mendukung suami, beliau juga sungguh-sungguh dalam mendampingi sehingga menjadi media pengembangan diri.
Keduanya telah membuktikan kesungguhan memberikan manfaat kepada negara, seni, budaya, dan orang-orang yang berperan penting di dalamnya. Para musisi Keroncong juga berperan besar dalam suksesnya pembinaan dan pengembangan Keroncong. Menurut Bapak SG Subagyo, ketika menjabat sebagai Kepala Wilayah Asper Jakarta 1 yang juga pernah menjabat sebagai direktur pemasaran Bumida 196 anak perusahaan AJB Bumiputera 1912, mengatakan “Tidak ada orang seperti Bapak Dr. R. H. Soetomo yang memperhatikan para nasib seniman keroncong untuk diasuransikan”
Penulis / Pewawancara : Dra. Novi Saptina via kompasiana.com
The Indonesian Keroncong Center, Suami dan Istri Penyelamat Musik Keroncong
Reviewed by kukoin
on
19.43.00
Rating: