Siti Horiah, Anak Penjual Jajanan Pasar Menjadi Mahasiswi Teknik Nuklir UGM


Wajahnya yang selalu tersenyum seperti menandakan dia baik-baik saja. Layaknya orang yang tak mengalami masalah pelik. Namun siapa sangka, di balik senyumnya ada kisah yang membuat hati terenyuh.

Adalah Siti Horiah, mahasiswi Teknik Nuklir UGM pemilik senyum itu. Demi bisa masuk jurusan yang sangat langka di ASEAN ini (selain UGM, juga ada di STT Nuklir-BATAN), dia harus mengalami banyak kisah yang mengharukan.

Siti terlahir sebagai anak sulung dari 7 bersaudara. Jumlah anggota keluarga yang banyak membuat kedua orangtua Siti harus bekerja ekstra keras. Orangtua Siti memilih bekerja sebagai pedagang pasar tradisional.

Sempat mengalami masa kejayaan, orangtua Siti berhasil mempunyai 3 toko yang berderet. Namun kejayaan yang dimiliki tidak bertahan lama. Terlilit utang dari rentenir membuat mereka bangkrut dan hidup sangat memprihatinkan. Mereka tak punya cukup uang untuk menyambung hidup dalam jangka waktu yang lama. Uang mereka hanya cukup untuk modal berjualan jajanan pasar. Hingga akhirnya mereka rela menjual barang-barang berharga yang ada di rumah.

Setiap waktu makan akan tiba, ibu Siti menjual berbagai perabotan kesayangannya, mulai dari alat-alat dapur hingga alat makan. Sendok dan garpu pun ikut habis terjual. Semua dilakukan demi bisa membeli satu telur dan setengah liter beras.

Sebenarnya bahan-bahan itu tak cukup untuk makan 9 orang anggota keluarga. Ibu Siti mengakalinya dengan mencampur telur itu dengan sedikit terigu. Setelah itu adonannya pasti akan mengembang dan cukup untuk dimakan 9 orang. Mereka juga terkadang harus berbagi 2 bungkus mi instan untuk makan bersembilan.

Hampir seluruh barang berharga dirumahnya terpaksa dijual, demi menutupi pendapatan ayah Siti yang saat itu besarnya kurang lebih Rp 10.000. Hanya satu buah meja telepon yang ibu Siti sisakan di ruang tamu. Meski Siti memaksa untuk turut menjualnya, tapi tetap saja ibunya menolak.
Setelah tahu alasan ibunya tak menjual meja telepon itu, terharulah Siti. “Selapar apa pun kita nanti, Ibu tak akan menjual tempat yang kamu gunakan untuk menggantungkan cita-citamu. Pakai terus saja meja itu,” tutur Siti menirukan ucapan ibunya, saat ditemui brilio.net, Minggu (22/3).

Di meja yang panjangnya tak lebih dari 30 cm itu, Siti menggantungkan impiannya untuk berkuliah. Mengetahui mimpi anaknya, sang ibu dengan tegas melarangnya untuk melanjutkan mimpi itu.

Menurut ibunya, sangat mustahil bagi Siti untuk berkuliah dengan ketidakmapanan keluarganya.
Ayahnya yang sangat mendukung Siti hanya jadi bahan olokan teman pasarnya, saat dia menceritakan mimpi anaknya itu. Hal ini membuat Siti sempat mengubur dalam-dalam mimpinya. Dia tak berani lagi menyentuh buku soal SNMPTN bekas yang dia beli di pasar.

Tak disangka, keadaan itu berbalik dengan cepat. Kecerdasannya di sekolah, membuatnya berkesempatan untuk mengikuti SNMPTN undangan. Dengan segera dia memilih jurusan Teknik Nuklir UGM.

Dalam dua bulan masa penantian, banyak orang-orang sekitar rumahnya yang masih saja suka nyinyir. Mereka merendahkan Siti, beranggapan tak mungkin Siti bisa kuliah. Bahkan kedua orangtuanya sampai diolok-olok. “Orang-orang sekitar rumah sampai ada yang bilang ke ortu kalau saya di sana nggak bakal kuliah, tapi jual diri,” katanya sambil menerawang masa lalu, matanya sampai berkaca-kaca.

Saat pengumuman SNMPTN terpampang, betapa bahagianya Siti melihat namanya tertulis sebagai salah satu mahasiswi UGM. Orang-orang yang tadinya hanya bisa mencemooh jadi tertunduk malu saat bertemu Siti. Akhirnya Siti bisa menunjukkan pada semua, meski materi yang dia miliki terbatas, dia bisa mewujudkan asanya untuk berkuliah hanya dengan Rp 0. [brilio]
Siti Horiah, Anak Penjual Jajanan Pasar Menjadi Mahasiswi Teknik Nuklir UGM Siti Horiah, Anak Penjual Jajanan Pasar Menjadi Mahasiswi Teknik Nuklir UGM Reviewed by kukoin on 16.24.00 Rating: 5

Tidak ada komentar:

Diberdayakan oleh Blogger.