Pandangan Orang Jepang Terhadap Indonesia

Terimakasih telah bergabung dengan blog ini.
Kali ini saya ingin sharing tentang perkenalan saya dengan seorang wanita Jepang bernama Tamami Yoshino. Ia berada di Indonesia sejak akhir Maret hingga awal April untuk keperluan survey kondisi masyarakat Indonesia. Tempat-tempat yang dikunjunginya adalah masyarakat dengan kondisi sulit/miskin seperti Marunda, Tambora, Bantaran Ciliwung, dan Bantar Gebang. Saya sendiri berkesempatan memperkenalkan dia dengan yayasan/LSM yang bergerak dalam kegiatan membantu masyarakat ekonomi rendah.

Setelah 15 hari berada di Indonesia, pada malam terakhir, sebagai ungkapan terima kasih Tamami mentraktir saya dan beberapa teman yang membantunya selama berada di Indonesia di sebuah restoran Jepang dengan menu tradisional Jepang yang jarang ditemui di restoran “Jepindo” (menu Jepang rasa Indonesia) pada umumnya. Yang menarik dari obrolan kami malam itu, adalah saat ia ditanya tentang 5 hal yang paling berkesan selama kunjungannya ke Indonesia. Secara berurutan, jawabannya adalah 1. People (orang), 2. Islam, 3. Culture (budaya), 4. Food (makanan), 5. Nature (alam).

Conversation dalam bahasa Inggris yang diterjemahkan ke dalam bahasa Indonesia kira-kira seperti ini:

S : (Saya dan teman-teman): Kenapa people yang paling berkesan?
T : (Tamami): Karena orang Indonesia baik-baik dan tulus hati.

S : Bukannya orang Jepang juga baik? Waktu saya di Jepang ada masalah dengan mobil, orang yang pertama lewat berhenti untuk membantu tanpa diminta, dan itu sangat berkesan buat saya.
T : Ya, orang Jepang juga baik, tapi saya merasakan sesuatu yang berbeda dari orang Indonesia yang saya temui. Selama saya di Indonesia saya ke mana-mana diantar tukang ojeg, saya tahu dia susah dari bajunya yang lusuh, motornya yang sudah tua, dan dari obrolan kami tentang pendapatannya serta keluarganya. Tapi setiap mengantarkan saya, dia tidak pernah mau menyebutkan harga, dan berapa pun yang saya berikan ia terima dengan seyum lebar.

S : (dalam hati saya pikir emang dia ngasihnya banyak kali dibanding orang Indonesia ngasih)
T : Bahkan waktu saya mencoba makan di warteg, tukang ojeg itu membayari saya makan, tapi langsung saya tolak.

S : Masa sih? (emang negatif thinking suka muncul duluan ya.. saya dan teman-teman sepakat pasti Tamami ngasihnya emang kebanyakan, atau nih tukang ojeg emang pinter ngambil hati orang asing, hehe..)
T : Selain itu, selama di Indonesia saya melihat kehidupan masyarakat yang sulit, tapi ke mana pun saya berkunjung, ke tempat yang sebelumnya saya tidak bisa bayangkan sulitnya sekalipun, orang-orang itu menyambut saya dengan ramah dan senyum yang lebar, dan saya tidak mendapat kesan mereka ramah karena mengharapkan sesuatu dari saya.

S : (saya dan teman-teman saling berpandangan tanpa berkata-kata, karena kami pun belum pernah mengunjungi tempat-tempat itu)
T : Secara umum saya melihat gap antara miskin dan kaya di Indonesia sangat jauh dibandingkan di Jepang, tapi orang Indonesia yang hidup jauh lebih sulit itu tidak ada kecemburuan yang nyata seperti di Jepang. Untuk orang Jepang, kebahagiaan itu diukur dari seberapa kaya orang itu. Kecemburuan sosial itu sangat terasa. Banyak orang yang berusaha terlihat seperti orang kaya, misalnya, setiap pagi dan sore perumahan elit di Jepang pasti selalu ramai orang mengajak anjingnya jalan-jalan, karena orang-orang itu ingin dilihat seolah orang kaya dari perumahan elit itu. Anak-anak muda banyak yang sering nongkrong-nongkrong untuk pamer kekayaannya. Toko elektronik pasti selalu ramai dan alat elektronik terbaru pasti jadi rebutan, itu karena alat elektronik adalah simbol kekayaan. Di Jepang tingkat bunuh diri itu tinggi, bukan karena menjaga kehormatan seperti pada masa samurai, tapi karena putus asa terhadap kesulitan ekonomi yang dihadapinya.

S : (Sebenarnya dalam hati banyak argumen tentang jawaban ini, misalnya ajak anjing jalan-jalan ya mungkin karena perumahan elit lebih nyaman daripada perumahan dengan jalan yang sempit. Anak muda pamer kekayaan juga banyak di Indonesia. Alat elektronik terutama gadget juga jadi rebutan di Indonesia, atau kalau gak jadi rebutan ya emang kemahalan jadi pada gak mampu beli, hahaha….)
T : Jadi secara umum saya merasakan orang Indonesia lebih bahagia dari orang Jepang. Selama di sini saya mencari jawaban kenapa orang Indonesia bisa lebih bahagia, dan saya menyimpulkan itu karena ajaran Islam.

S : Hah?? Darimana kesimpulan itu? (selama di Indonesia Tamami tinggal rumah Natsuko teman kami wanita Jepang yang menikah dengan orang Indonesia dan masuk Islam serta kemudian memakai jilbab, hal itu membuat Tamami tertarik dan pada suatu kesempatan saya menjelaskan tentang Islam yang universal dan mencakup system kehidupan)
T : Hampir semua orang Jepang beranggapan Islam itu sempit dan terbelakang. Wanitanya sangat dibatasi untuk melakukan berbagai hal. Mungkin karena hampir semua berita tentang Islam didapat dari TV Amerika yang memberitakan berbagai situasi dan konflik di Timur Tengah sebagai pusatnya Islam. Tapi di Indonesia saya melihat hubungan antar manusia dalam Islam sangat natural, saling menghormati, bahkan pria Indonesia lebih menghormati wanitanya dibandingkan pria Jepang terhadap wanitanya. Saya melihat bagaimana Natsuko yang masuk Islam dan bahagia, dan saya mendapat penjelasan yang luar biasa tentang Islam dari Arief, itu mengubah pandangan saya tentang Islam.

S : (mendengar ungkapan itu membuat saya sangat tersanjung sekaligus bersyukur bisa memberikan penjelasan tentang Islam yang membuat terkesan)
T : Saya mengambil kesimpulan, orang Indonesia yang mayoritas Islam punya Tuhan atau keyakinan sebagai pegangan, sementara orang Jepang hanya melihat materi (materialistis) sehingga ketika menghadapi kesulitan jadi tidak punya pegangan dan merasa menanggung semuanya sendiri, yang tidak mampu bertahan akhirnya bunuh diri. Sekarang saya sangat tertarik tentang Islam, dan pada kesempatan berikutnya saya ke Indonesia, saya ingin belajar lebih dalam.

Setelah beberapa hari pun pembicaraan itu masih terus terngiang dalam pikiran saya. Saya bersykur bahwa di mata bangsa lain, Indonesia adalah bangsa yang ramah dan bersahabat, bangsa yang tulus, bangsa yang lebih merasakan kebahagiaan. Mungkin kita terbiasa melihat sesuatu dari sisi yang buruk, mendengar berita tentang hal-hal yang buruk, sehingga kita merasa sebagai bangsa yang buruk. Pembicaraan ini membuka wawasan saya bahwa orang Indonesia lebih ikhlas dalam menghadapi kesulitan karena saat ini orang Indonesia masih terbiasa dengan kesulitan dan yang lebih penting karena orang Indonesia punya Tuhan tempatnya berpegang dalam menghadapi kesulitan. Sangat menarik bagaimana kesulitan membuat orang menjadi lebih bahagia, dan bagaimana bangsa yang maju sekalipun ternyata rapuh ketika tidak ber-Tuhan. Itu adalah bukti bahwa manusia BUTUH TUHAN. [eo4belas]
Pandangan Orang Jepang Terhadap Indonesia Pandangan Orang Jepang Terhadap Indonesia Reviewed by kukoin on 18.34.00 Rating: 5

Tidak ada komentar:

Diberdayakan oleh Blogger.